Selasa, 08 September 2009

Penutupan

Semua tidak berniatkan untuk penghabisan
Hanya saja kemandekan selalu melekat pada suatu diri
Mungkin dengan apa yang dilakukan dapat menjadi alih-alih penampilan
Bersipu pada gelaran pasir,sesekali pada onggokan batu
Disana mata akan luas meraup pandangan
Seketika telinga mengumpulkan gurih bebunyian akibat benturan
Angin itu terlalu pedas bergerilya menyentuh kulit ini
Tak ada kuasa tubuh itu melawan kekuasan alam ini,menikmati.
Beratus kenangan mungkin menjadi visualisasi menyambut keadaan tadi.
Aku ingin menghujamnya,hujaman sebilah belati berkarat,tersayat infeksi dan mati.
Bukan apa dan siapa,hanya kepada pribadi ini.

Episode mentari.

Berlalu,menuju yang juga telah lalu.
Imaji warna memulas kulit putih awan.
Lembayung pembalut biru.
Kali ini menciptakan,sesuai kebutuhan.
Bergantung,membiakkan belatung,bau busuk kekecewaan.

Episode transisi.

Gembira karena keberuntungan menderanya.
Romantika aktivitas janggal menjadi tujuan.
Sudah lama,keheningan yang tersaji,kemuakan.
Umpatan itu ibarat nyanyian,
mengalun elok mengkilaukan pelampiasan,lagi berkilah.

Episode peruntungan.

Lebih,dugaan di luar kuasa yang membawanya.
Dia tetap setia merengkuh banyak kepala di bawahnya.
Bidang lingkaran itu punya kemaluan yang hebat,
membuatnya cepat merambat lenyap.
Kelenyapan itu keindahan,dinanti dan diabadikan.
Semua mencicipinya,kekaguman sempurna.

Episode penutupan.

Episode ini tak terhentikan,penutupan berarti pembukaan yang ditunggu.

Rabu, 29 April 2009

lepaskan aku dari semua ini

Lepaskan dari semua ini

Kapan aku dapat merasakan apa yang orang lain ingin kan?

Memang setiap keinginan pasti berbeda, tapi mungkin untuk kadarnya sama

Tak tahu menahu mungkin apa

Ini aku seorang yang sanggup menjalankan nya

Aku bukan seorang serigala yang bisa menghalau niat jahat orang dengan suaraku

Aku lain seekor anjing ras yang dengan menikmati kebiasaan makan dan lari dengan majikannya tentunya

Aku bukan berarti sesuatu hal yang mulia yang bisa membebaskan umat dari sengsara layaknya sang Budha

Tapi ini aku yang bernamakan sesuatu berbentuk sebuah sesuatu dan selayaknya aku tak kan pernah lupa untuk bernafas

Disini jelas apa aku

Siapa yang mau peduli dengan apa aku

Semua berdesah dengan peluh dia itu sendiri

Semuanya tak bergerak menuju akau

Yang jelas semua menggeliang untuk merka sendiri

Kapan semua ini berubah

Paling tidak aku, entah bentuk rasa atau pun cipta

Lebih lagi suatu dunia yang selamana ini aku ada

Pernah suatu kala aku bertanya “Mungkinkah semuanya itu sama?”

Persetan itu siapa dan apa, tapi apakah memang sama saja, atau memang hanya itu mungkin juga seharusnya begitu

Seperti ini adanya

Semua mulai bertanya

Dipertanyakan

Mempertanyakan

Mungkin sadar atau terdesak dengan yang ada

Azas mulia memang semua berbeda

Dia hanya bisa berpikir sementara yang lain sudah mulai menjawab

Ya, memang aku juga termasuk dalam dia itu

Hentakan kaki ku mungkin telah membuat tanah yang berada di bawah berubah keadaannya menjadi lebih dala

Ya, jalan di tempat

Kesadaran ini mungkin masih berasa di sekolah dasar yang menjelang Lomba Agustus-an

Ah, siapa juga yang peduli apa ini semua

Jelas hanya berupa sandiwara sebelum kita lupa bernafas

Tapi mungkin ini semua garis

Aku kemabali lagi dengan yang tadi

Bergejolak dan gejolak ini mungkin selalu ada

Kalian jangan ambil kesimpulan dulu tentyang cinta,

Buka, bukan cinta

Atau ada yang mengira ini agama

Buat apa bicara agama dengan yang lain

Intinya salah lagi

Entah seseuatu telah membayangi aku

Ya, memang telah lama ini ada

Sempat untuk memikirkan

Tapi aku harus kompromi dengan otak yang butut ini

Maaf tak ada maksud aku menghina yang disebut dengan Nya

Bangsat kenapa jadi kesana

Bukan kawan, bukan Nya atau apalah dalam komunikasi yang lain berbeda

Ya, aku akan meneruskannya

Semua bermula dari apa

Dan akhirnya diman

Jelas kalian akan bertanya saat ini

Kalian lelah pasti membacanya

Tenang kawan ini bukan sinema

Bukan juga novel etnografi yang terkenal

Jelas juga bukan laskar pelangi yang kalian gandrungi

Aku berusaha menjadikan kalia menebak

Ya aku iningi merarakan untuk membuat orang melakukan

Bodoh kalian

Semua ini tentang aku

Aku mengatakanya dari awal

Iya tentang aku

Tentang aku

Tentang aku

Tentang aku semua

Ya benar semua tentang aku

aku tahu kalian tak bodoh

tebakan kalian wajar tejadi

penasaran kalian yang menjelma menjadi jawaban

baiklah ini tentang aku

aku mengatakan seperti diatas

aku harus kompromi

kali ini kesempatan terakhir aku komprimi

atau kalau tidak aku melupakan untuk nafas ini

aku, entah apa

kenapa aku ini

ya jelas kenapa

seperti apa aku menulis ini

seperti kenapa aku ini

kalian pernahkah ada waktu untuk seperti apa yang aku lakukan sekarang

manfaatkan waktu kalian

aku ini salah

jangan kalian tiru

bajingan aku ini

tak tahu mau apa

bangsat juga kalian

tahu apa tentang aku

aku bukan kalian kawan

aku lain kawan

kita tidak sama, berbeda

jelas

padahal sudah jelas tapi kenapa aku

ya jelas juga aku ini tolol

tapi aku sudah bicara

terlanjur

sebenarnya apa yang aku ungkap kan ini

bukan sesuatu yang penting

cara aku menulis yang membuat kalian menebak

juga bisa kalian tebak

aku ini apa yang bernyawa

baiklak, baik kita kembali semula

dengan apa aku ini, dengan yang aku miliki tentunya

berarti aku ini punya

aku memiliki

maaf kawan,

bajingan, hewan yang dinamai cicak mengagetkan aku

iya intinya aku kurang kerjaan

jadi untuk menulis ini

aku menganggapnya suatu pekerjaan

ya pekerjaan yang mengisi waktu luang

mengisi??

Mengisi banyak arti

Melamun??

Melamun itu berpikir??

Berpikir??

Berpikir apa??

Apa??

Bahas lah apa??

Ya apa itu apa??

Kenapa itu apa??

Dan kapan itu apa??

Kawan, aku selalu memikirkanya

Kenapa aku hanya aku ini saja

Bukan aku yang kalian

Yang jelas berbeda

Apa berbeda itu untuk sama

Bajingan aku tak mengerti apa

Aku menulis ini semua untuk aku

Berharap semua ini tak merugikan kalian

Baca saja setelah itu cerca aku!!

tidak mungkin tidak

Semua ini berasal dari sebuah tempat yang mungkin sangat sulit untuk aku untarakan. Tempat ini bukan artian sebenarnya dimana tempat dari suatu perasaan yang bernaung pada sebuah kembimbangan. Entah apa yang akan aku lakukan selanjutnya hanya masa mendatang yang akan tahu. Memang semua ini akibat perasaanku yang bernaung pada kebimbangan. Keheningan dalam suatu langkah yang memaksaku untuk tetap tidak peduli dengan masa yang akan datang, karena masa yang akan datang sendiri yang menetukan apa gerangan yang bakal ada.

Aku bersama banyak temanku mungkin telah banyak menemui ini. Dan mungkin ini akan merembet pada jiwa kalian, jiwa-jiwa usang. Jiwa usang yang menderita kronis, berbelatung dan bernanah. Apakah otak kita akan merelakan ini semua?Serentak mungkin akan menjawab tidak.Tapi aku lain, aku ingin yang lain dan aku membiarkan jiwaku ini tergerogot oleh belatung jahanam dan beliang air nanah. Semua itu indah aku rasakan. Perih yang mungkin tak akan ada bandingannya, di dunia sekalipun. Jangan tercengang dengan keadaanku, keadaan dimana kalian sendiri tidak tahu keadaan itu. Banyak orang merasa suatu kenikmatan dari sayatan kebimbangan, nikmat tiada tara. Aku bahagia dalam kerasnya terpaan guncangan luka.

Sepintas kalimat sebelumnya jelas aku rasa, dan selalu berlalu. Dan kini semuanya telah berlalu. Berganti apakah yang berlalu itu, aku akan mencoba menyanyikannya dalam sebuah aluran rindu oleh sesuatu yang terdahulu. Kini aku telah berdiri pada derajat hidupku sendiri. Hidupku yang bising diantara hidup orang-orang dan hidup orang-orang yang bising karena hidupku. Satu yang aku rasakan bahwa aku mengetahui titik apa ini, derajat apa yang sedang aku tempati. Kalian sadar aku telah beralih dari masa-masa yang aku tuliskan sebelumnya. Aku berubah, entah baik atau buruk, tetap aku tak memperdulikannya. Tak aku pikirkan tetapi aku mengetahui apa ini semua.

Berawal dari sebuah pertemuan ku dengan seseorang, sesuatu dan keadaan. Seseorang itu aku perlu sesuatu itu aku butuhkan dan ternyata keadaan itu aku impikan. Semua terjadi pada suatu ketika, suatu ketika aku merasakannya. Tentunya akupun baru sekali itu merasakannya. Wajar apabila aku mengagungkan suatu ketika itu, suatu pesta. Berjalannya suatu pesta mengiringiku untuk mengenal seseorang itu. Benar suatu pesta yang sering dilakukan oleh sekelompok anak muda, seumuran dengan aku. Entahlah apa makna dari pesta itu bagi kalian dan mereka, yang jelas pesta itu adalah suatu masa yang mengukung perasaan senang setiap mengingatnya. Sebuah dan beberapa kejadian dalam pesta itu memang tidak begitu mencengangkan tapi semua ada dalam ingatanku, ingatan untuk tetap mengingatnya. Bersama dengan kalian aku tergulung ombak rasa yang indah nian bagaikan impian yang terasa hiperbola sastra.

Lanjut dari itu semua dengan sedikit mudah aku mengenal seseorang itu. Jelasnya tak semudah menjemur baju pada terik matahari yang akan menjadi takdir bahwa baju itu menjadi kering. Disinilah aku mempertegas, aku telah bisa membuat masa mendatang setelah yang aku alami pada masa itu dan bukan hanya saja menunggu sesuatu akan menjadi sesuatu tanpa adanya daya dariku untuk mencipta. Mencipta keadaan tentunya, ini adalah titik pertama perubahan yang ada pada diri. Mungkin banyak orang akan membayangkan akan butuh sesuatu yang seberat kontainer yang sering berjajar di pelabuhan bongkar muat barang. Tidak, tidak seberat yang menjadi angan kita. Mudah sekali bagi orang yang menganggapnya setengah mati untuk mengangkat kontainer itu. Tertalu mudah bahkan untuk dilakukan. Tak perlu perencanaan. Hanya butuh sedikit pikiran tenang dan menghapus banyak sekali keluha. Keluhan tentang apa yang dirasakan.

Berjalan mulus seakan aku sedang berjalan pada sebuah jalan lumpur. Jalan lumpur, karena apabila ketika kita berdiri pada masa itu, aku dan jelas kalian semua akan dengan mudah tergelincir dan memang berat seperti kontainer untuk mencoba berdiri kembali. Jadi bijak adalah solusi terbaik. Seseorang itu kini berada hanya beberapa langkah dari tempat aku berdiri diatas jalan lumpur itu. Ikuti saja jangan banyak bicara tak perlu juga menambah kecepatan langkah karena aku berpikir cerdas bahwa licin jalan itu justru akan segera mengantarkan aku untuk menjemputnya. Aku dengan bijak memberdayakan otak untuk bekerja mengendalikan semua yang aku miliki termasuk emosi. Tak perlu kesombonganku yang menjadi pembahasan tetapi proses yang aku alami yang mungkin harus kalian camkan. Patri itu di otak kalian karena semuanya akan berpusat di otak kalian.

Berikutnya, aku mendapatkan seseorang itu, memilikinya. Hujaman pertanyaan justru muncul pada diriku sendiri. Untuk apa, mengapa dia, lalu bagaimana dan sebagainya, amarah pertanyaan itu menghujam otakku. Sekali lagi aku gunakan otakku dioplos sedikit perasaan tentunya. Pertama yang aku lakukan bahwa aku telah memutuskan untuk memberi label pada seseorang itu, yang dengan dibantu jalan lumpur aku miliki, bidadari penyelamat. Banyak alasan pribadi yang mendasari pilihan label itu. Tak perlu aku tulis disini karena itu akan bersangkut paut dengan apa yang kalian alami. Untuk aku label itu mewakili banyak hal yang menyangkut tulisanku di awal. Apa yang telah dia lakukan, sadar ataupun tidak dia melakukannya namun itu semua yang ada tanpa diada-ada.

Baiklah pertama sudah aku lakukan, kini selanjutnya, aku gunakan bidadari penyelamat untuk mengungkung otak. Otakku aku penjarakan dengan menempatkan bidadari penyelamat di dalam persemayaman otak, otakku adalah sumber keinginan yang akan memutar balikan apa yang aku inginkan. Kenyataannya aku mulai merasakan sebuah keadaan yang berbeda, keadaan yang nyaman. Kenapa aku nyaman karena aku sadar otakku tak perlu bekerja lagi untuk mencip takan keinginan. Satu tugas otakku berkurang, gunakan untuk hal lain, seputar hidup. Bersuara dengan semestinya mulai aku lakukan. Tidak perlu gelembung fana tepuk tangan menggiurkan. Kini semua akan terjadi kembali, kembali terjadi. Bukan tentang seseorang yang lain tapi keadaan baru yang tak akan kuasa aku tahan. Atur keadaan yang akan terjadi tentukan keadaan seperti apa. Jangan kalahkan dirimu untuk hidup, kalahkan hidup untuk dirimu. Aku hidup dalam hidup yang aku ciptakan tanpa teror sistem yang mengunci mati keinginanku. Patahkan sistem itu karena aku sendiri yang menciptakan sistem itu, jika telah usang pikirkan sistem yang baru hancurkan sistem lama untuk tetap hidup abadi dalam sistemku sendiri.

Satu itu aku satu. Satu hidupku aku satu untuk hidup. Selebihnya aku dan bidadari penyelamat.